Kemudi.id – Kehadiran mobil-mobil kategori ‘Proto’ di ajang reli Indonesia semakin banyak penggunanya. Salah satunya yakni pereli M. Yassin Kosasih yang mengandalkan Mitsubishi Mirage Proto.
Sejatinya mobil ini dipakai saat ajang kejurnas sprint rally putaran 3 di sirkuit POJ City, Semarang, Jateng beberapa waktu lalu.
Tapi sayangnya mobil ini batal ikut serta di trek gravel tersebut. Karena ada masalah di pompa oli sehingga tidak bisa dipakai.
“Agak beruntung juga saya. Karena masalah ada justru sebelum lomba. Jadi, saya latihan hari Rabu atau Kamis. Nah saat itu masalah pompa oli mukai terlihat,”
“Setelah diskusi dengan tim dan mekanik, diputuskan untuk dihentikan saja supaya tidak semakin rusak,” ucap pereli dari tim Volcano Jangkar Biru Cellindo ini.
Supaya bisa tetap ikut, Yassin mengganti dengan mobil lamanya, Mitsubishi Evolution IX.
Beruntung, mobil yang sudah menghasilkan banyak piala tersebut selalu dalam keadaan siap. Bengkel Riverside yang dimiliki Loqy Siregar selalu merapikan mobil setelah selesai balap.
Enggak pakai lama, mobil Evo IX yang ada di daerah Bendungan Hilir (Benhil), Jakarta tersebut langsung diangkut towing menuju Semarang.

“Saya enggak perlu penyesuaian lagi dengan mobil. Tinggal duduk saja, paling seting safety belt lagi. Kemudian, coba jalan sebentar dan selesai. Karena memang mobil ini sudah lama saya pakai,”
“Ibaratnya saya sudah menyatu dan feel saya dengan mobil sudah sangat pas,” tambah pria pendiri tim Jangkar Biru ini.
Tiba waktunya balap.
Special stage (SS) pertama, catatan waktu pria ramah ini tidak terlalu bagus. Karena dalam satu titik, mobilnya datang terlalu kencang, akhirnya sempat menabrak berm.
Posisi mobilnya juga kurang menguntungkan, karena seperti berlawanan arah. Akibatnya harus berputar dulu dan makan waktu cukup banyak.
Catatan waktunya 4 menit 41,5 detik. Padahal peserta lain di kelas M1 lainnya punya waktu 4 menit ‘kecil’. Bahkan Bintang Barlean mencatat waktu di bawah 4 menit.
Belajar dari kesalahan tersebut, SS 2 dan 3 lebih mengontrol diri. Hasilnya fantastis, karena waktu tempuh jauh membaik.
“SS 2 waktu maju banyak banget. Kita lebih hati-hati tapi juga kencang,” ungkapnya.
Di SS 2, catatan waktunya langsung drop drastis, menjadi 4 menit 09,8 detik.
Kemudian SS 4 sebagai penutup. Dalam salah satu trek menikung, posisi mobil terlalu keluar sehingga sempat keluar lintasan. Ini juga membuat catatan waktu sedikit melorot.
Hasil akhir, dirinya di posisi 4 kelas M1.