Kuncinya patuh pada racing line.
Jakarta, Kemudi.id – Enggak mudah untuk bisa finish di posisi 2 dalam sebuah balap. Terutama ketika harus start dari posisi paling buncit. Tapi hal tersebut bukan tidak mungkin terjadi.
Itulah yang dialami oleh pembalap Yassin Kosasih ketika mengikuti balap ISSOM, kelas ETCC di sirkuit Sentul, Jabar (25/8/2024).
Menggunakan Mercedes-Benz 190, dirinya harus start dari posisi paling belakang, di urutan 17. Bahkan pantauan Kemudi.id, saat baru keluar dari pit dan menjalani warm up lap, mobil belum terlihat kemampuannya.
BACA :Â AXCR 2024, Target Tim DEXC Racing Indonesia Berubah, Akibat Transmisi Berulah
“Mobil ini memang masih ada kendala. Seri sebelumnya juga, yang sekarang susah dibenahi tapi masih belum boleh maksimal,”
“Gas belum boleh diinjak full, masih harus ada disisakan sedikit. Selain karena saya jarang latihan, juga supaya bisa melihat performa mobil dulu,” jelas Yassin, panggilannya.
Namun, secara perlahan tapi pasti posisinya terus meningkat. Bahkan lap time juga terus membaik hingga mencetak 1 menit 50,175 detik. Menjadi ke-2 tercepat dari 17 pembalap di kelas tersebut.
Tentu tidak mudah hingga pria yang hobi sprint reli ini sampai di posisi 2. Ada cara yang ditempuh supaya tetap mulus ketika overtake lawan.
Dirinya berbincang dengan beberapa rekan pembalap yang sudah selesai balap untuk mengetahui kondisi lintasan.
Karena seperti diketahui, lintasan Sentul tak sepenuhnya bersih. Di berbagai sisi ada yang kotor, berdebu dan licin.
“Lap-lap awal saya memantau kondisi dulu. Membaca lintasan yang ada,”
“Juga melihat-lihat di titik dan tikungan mana saja saya bisa overtake dengan aman. Enggak semua tempat bisa dan terlalu beresiko,” jelas pria yang tergabung di tim Gazpoll Racing Team ini.
Dirinya melihat dari jauh sebelum memutuskan untuk menyusul dengan aman, baik untuk dirinya dan juga pembalap lain..
Dicontohkan saat overtake di lintasan straight. Posisinya dibuat menempel dengan mobil yang disusul.
Tidak memposisikan mobil terlalu kanan mepet tembok pitwall, karena di sekitar itu sangat kotor dan berdebu. Bisa membuat mobil kehilangan grip.
“Setelah menyusul, secepat mungkin saya kembali ke racing line. Karena di posisi itu jadi trek yang paling bersih. Posisi aman untuk menyusul lawan,” ungkapnya.
Dengan cara seperti ini, akhirnya Mercedes-Benz bermesin 6 silinder bisa finish di posisi yang sangat baik.
Selamat meraih podium.