Wednesday, January 22, 2025
Google search engine
HomeHeadlineTest Jalan Wuling Cloud EV, Begini Impresi Awal

Test Jalan Wuling Cloud EV, Begini Impresi Awal

Jakarta, Kemudi.id – PT Wuling Motors (Wuling) telah memperkenalkan produk terbarunya, Wuling Cloud EV. Bukan itu saja, bahkan Wuling juga telah mengumumkan estimasi harganya, sekitar Rp 410 juta untuk wilayah Jakarta.

Enggak pakai lama, merek asal Cina ini langsung menawarkan media untuk mencoba langsung. Jelas ini tak akan pernah dilewatkan oleh Kemudi.id. Meski arena mencoba sangat terbatas, tapi sudah memberi gambaran Wuling Cloud EV tersebut.

Hal pertama yang sangat berbeda dibanding produk elektrifikasi lainnya adalah tuas transmisi. Di Cloud EV pakai tuas layaknya untuk wiper.

“Untuk pindah ke D, tinggal dorong ke bawah 2 tahap. Sedangkan kalau mau mundur atau ke R, tinggal dorong ke atas 2 tahap juga,”

Pengaturan spion dari head unit juga (foto : toncil)

“Kalau mau ke N, dorong saja 1 tahap. Setelah selesai, mau ke P, tinggal tekan tombol yang ada di tuas. Ini juga langsung mengaktifkan parking brake,” ucap Aji Ibrahim, Product Planning Wuling.

Sudah ada sedikit bekal, langsung jalan.

Handling di kemudinya tergolong enteng dan ringan. Sehingga tangan tak pegal. Selain itu, handling kemudi ini terbilang mudah juga saat di lokasi sempit.

Saat sudah berada di jalan, waktunya untuk sedikit eksplor, terlebih tentang driving mode yang ada 4 pilihan. Percobaan pertama, jelas di Normal.

Di sini, jelas hampir sama saja seperti layaknya mobil kebanyakan. Karena memang tidak akan dibuat jauh berbeda dengan mobil biasa.

Handling kemudinya terbilang enteng (foto : toncil)

Percobaan berikutnya yakni memilih Eco+. Pilihan ini jelas banget untuk pengendara yang super sabar. Sebab, terasa sangat lemot mobilnya. Tenaga seperti tak keluar.

Di pilihan ini juga kecepatan maksimal dibatasi hanya 80 km/jam. Ingat, itu maksimal ya.

Karena tak sabar, Kemudi akhirnya memilih mencoba Eco. Ini sudah membaik. Tenaga sudah terasa agak keluar, meski juga masih terasa lemotnya.

Untuk menghemat penggunaan baterai, mungkin dua mode ini bisa jadi pilihan. Tapi saat jalan di tol, agaknya paling pas pilih Normal saja.

Layar head unit sangat besar. Mudah memantau apa saja (foto : toncil)

Mode terakhir yang dicoba adalah Sport. Dari nama saja sudah tergambar pastinya. Ketika pedal gas diinjak secara langsung, torsi listriknya cukup menghentak membawa mobil lari lebih cepat.

Sesaat badan menempel langsung di sandaran jok. Baik itu sebagai pengendara maupun penumpang di belakang.

Efeknya, baterai akan cepat terkuras jika pakai mode ini.

Selain mencoba itu, Kemudi juga mencoba mode pemulihan daya otomatis ketika pedal gas dilepas.

Layar di depan pengendara, mudah terpantau (foto : toncil)

Di sini juga ada 3 yang bisa dipilih. Lemah, Standar dan Kuat. Jika memilih Lemah, yang kami rasakan adalah, pengereman jadi agak kurang pakem. Sehingga, perlu effort lebih untuk pengereman.

Sementara itu jika Standar, maka yang terasa seperti mobil-mobil pada umumnya. Sedangkan jika Kuat, maka ketika pedal gas diangkat, langsung terasa kalau mobil ada yang ‘menahan’.

Selain itu, pengisiannya bisa dilihat dari layer di depan pengendara. Memilih yang Lemah, maka hanya sekitar -8 kW. Sedangkan jika Standar sekitar -15 sampai -23 kW. Kalau yang Sport akan lebih dari -20 kW.

TERKAIT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -
Google search engine

Terpopuler