Wednesday, May 21, 2025
HomeHeadlineTest Drive The All-New Nissan Serena e-Power ke Wisata Jogja, Performa Gak...

Test Drive The All-New Nissan Serena e-Power ke Wisata Jogja, Performa Gak Ada Habisnya

Jakarta, Kemudi.id – Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) punya daya tarik tersendiri. Selepas arus balik libur Idul Fitri 1446 H, kami melakukan Holiday Trip part 2.

Menggunakan The All-New Nissan Serena e-Power untuk menjelajah daerah Jawa Tengah dan DIY. Van 7 penumpang ini merupakan mobil hybrid yang pakai mesin dan juga baterai.

Namun berbeda dengan kebanyakan hybrid, mesin di Nissan Serena e-Power ini hanya untuk mengisi baterai saja. Artinya, mobil bergerak mengandalkan baterai.

Info menarik : All New Nissan Serena e-Power Resmi Mengaspal di Surabaya

Kembali ke perjalanan, rute berangkat tidak langsung melewati tol Transjawa. Namun kami memilih jalur selatan karena mampir ke Banjar, Ciamis terlebih dahulu.

Selama di tol Cikampek, Cipularang dan Padaleunyi benar-benar menikmati mobil bermesin 3 silinder tersebut. Merasakan berjalan hanya dengan kemampuan baterai dan juga bantuan mesin menyala.

Setelah tol, baru merasakan performanya. Terutama ketika berada di daerah Limbangan yang sarat dengan jalan berkelok. Tetap berada di jalur, penumpang belakang tetap merasakan kenyamanan.

The All-New Nissan Serena e-Power mengandalkan LED untuk lampu-lampunya (foto : toncil)

Kemudian di daerah Malangbong, terutama di tanjakan terjal, sempat berada di belakang truk yang berjalan sangat pelan.

Cukup terkejut dengan tenaga yang ada, karena mudah saja MPV ini menyusul truk. Hampir tidak terasa jeda tenaga saat melakukan kickdown. Tenaga spontan keluar membuat rasa percaya diri saat menyusul.

Setelah selesai mampir di Banjar, kami mengarah ke jalur pantai selatan (JLS atau  Pansela). Dalam perjalanan tersebut beberapa kali jalur diarahkan ke rute yang menantang.

Cukup banyak melewati jalan aspal mulus tapi konturnya tidak rata. Kenyamanan suspensi benar-benar dirasakan, terutama penumpang belakang. Enggak ada komplain dari mereka meski kadang terkejut dengan pergerakkan mobil.

Tiba di jalan Daendels yang merupakan JLS, lintasan yang cenderung lurus, lebar dengan aspal mulus mengundang adrenalin untuk mencoba kemampuan maksimal mobil.

Posisi untuk nyupir cukup nyaman. Ada arm rest, kemudian juga setir bisa tilt dan telescopic (foto : toncil)

Sayangnya keinginan itu harus dipendam, karena saat masuk jalan tersebut hujan yang sangat lebat turun. Seakan berbicara, “Enggak usah ngebut, nikmati saja mobil dan perjalanannya.”

Petang mulai masuk Jogja. Di sini mental benar-benar diuji. Motor-motor yang ada seakan enggan memberi celah dengan bodi mobil ini.

Membuat sensor jarak yang ada di mobil menyalak. Menandakan kalau ada objek sangat dekat dengan mobil. Membuat kami harus mendahulukan motor berjalan demi mencegah senggolan.

Ground clearance cukup rendah, membuat mobil nyaman saat dipakai kecepatan tinggi (foto : toncil)

Performa motor Nissan Serena e-Power benar-benar dirasakan saat melakukan wisata ke daerah Tumpeng Menoreh. Jalannya pas hanya 2 mobil saja.

Tapi, tantangannya bukan itu saja. Masih ditambah dengan kondisi aspal mulus yang permukannya bergelombang.

Belum lagi ditambah dengan kontur jalan yang tiba-tiba ‘menghilang’ karena turun curam.

Beruntung kemudi yang berbalut kulit tetap sigap dan nyaman dalam genggaman. Sehingga kontrol kendaraan tetap mudah.

Mesin pakai kode HR14, 1.433 cc, 3 silinder (foto : toncil)

Tantangan lainnya, ada jalan menanjak curam yang cukup panjang dan kadang berbelok patah. Di sini kami lagi-lagi terpukau dengan performa tenaga mesin dam torsi motor listrik yang dihasilkan.

Tanjakan curam tersebut mudah saja dilewati. Tanpa ada gejala mobil kehabisan ‘nafas’ atau juga ngeden.

Enggak perlu takut kehabisan power, karena selalu tersedia kapanpun, layaknya mobil listrik sesungguhnya.

Info menarik : Yassin Kosasih Jabat Pati Baharkam Polri di KKP, Sarat Prestasi di Bidang Lain

Namun tetap pedal gas harus diinjak lebih dalam dibanding jika cruising di jalan biasa saja.

Enggak cukup sampai situ. Karena saat menanjak curam sekaligus berbelok tajam, tidak ada gejala wheelspin. Bahkan terasa ada sedikit perbedaan gerak roda depan kanan dan kiri yang membuat roda berukuran 16 inci tersebut terus mendapat traksi.

Dalam perjalanan pulang menuju rumah, tol Transjawa menjadi pilihan utama. Di ruas ini, bisa mengetahui fitur lainnya yang kurang terpakai saat berangkat.

Aktifkan Nissan ProPILOT AssistSystem (ikon warna biru di kanan), berkendara jadi nyaman (foto : toncil)

Salah satunya yakni adaptive cruise control yang punya nama  Nissan ProPILOT AssistSystem. Aktivasinya sangat mudah. Tinggal tekan ikon dan langsung tentukan kecepatannya. Adaptive cruise control akan langsung aktif.

Jika terdeteksi ada mobil lebih pelan, maka Nissan Serena e-Power juga akan mengurangi kecepatan.

Selain performa yang sangat baik, konsumsi bahan bakar Nissan Serena e-Power dengan mesin berkapasitas 1.400 cc tersebut juga sangat irit.

Terdapat meja yang bisa dipakai untuk menyimpan makanan dan minum (foto : toncil)

Total perjalanan yang menempuh sekitar 1.000 kilometer, konsumsinya sekitar 1 liter untuk 16,4 kilometer. Konsumsi segini karena mobil banyak berhenti tapi fungsi baterai tetap menyala demi kabin dingin.

Sehingga ketika baterai ‘termakan’ habis, maka mesin menyala untuk mengisi baterai.

Namun demikian, konsumsi yang terbaik bisa menorehkan 1 liter untuk sekitar 18,5 kilometer.

Pintu bagasi di buka sebagian dan seluruhnya. Akses masuk dan keluar barang jadi mudah (foto : toncil)

Jika ada yang beranggapan karena hybrid, memang tidak salah. Namun perlu diingat, kalau mobil ini cukup berat dalam keadaan kosong. Masih ditambah dengan 7 orang serta barang-barang bawaan.

Mengenai akomodasi, Nissan  Serena e-Power ini benar-benar merupakan mobil keluarga. Di semua baris punya ruang kaki yang sangat lega, sehingga penumpang sangat nyaman.

Untuk baris ke-2, bukan hanya bisa maju dan mundur saja, bahkan juga bisa digeser ke samping. Yang punya anak kecil, bisa jadi tempat tidur dadakan.

Jok paling belakang bisa maju dan mundur juga (foto : toncil)

Baris ke-3 juga bisa maju dan mundur. Membuat ruang bagasi akan menjadi lebih besar jika jok dimajukan.

Di setiap baris bangku juga ada mejanya. Bisa untuk menyimpan makan atau minuman  supaya tidak jatuh.

Demi kenyamanan juga, di setiap baris bangku ada port untuk pengisian daya. Sayangnya, port tersebut untuk kabel Type C to Type C saja. Sedangkan USB to Type C hanya ada 1 di depan, itupun lama pengisian dayanya.

Sementara itu, fitur yang sangat berguna saat perjalanan adalah koneksi Android Auto atau Apple Carplay ke smartphone.

Kaca depan sangat besar. Pandangan jadi tidak terganggu (foto : toncil)

Sehingga peta bisa terpampang di layar depan dan pengendara enggak perlu lihat layar hp.

Sayangnya, untuk melakukan koneksi agak lama dan sedikit repot. Berbeda dengan beberapa mobil yang tinggal colok kabel antara head unit dan smartphone maka langsung tampil peta.

Penutup. Sebagai driver, Kemudi.id mencermati kaca depan yang sangat besar. Sisi positifnya, pandangan  pengemudi menjadi sangat luas dan tidak terhalang apapun. Ini membuat nyupir jadi sangat menyenangkan.

Sisi negatifnya, saat cuaca panas, AC seakan tak cukup mengusir hawa panas tersebut. Meski hembusan angin AC sudah mengarah ke kaca depan namun tidak membantu.

Sebaiknya kaca depan dipasang kaca film penolak panas yang clear.

Data Spesifikasi :
Mesin : 3 silinder, HR14, 1.433 cc
Tenaga : 165 PS/5.600 rpm
Torsi : 315 Nm/3.600 rpm
Panjang : 4.765 mm
Lebar : 1.715 mm
Tinggi : 1.885 mm
Ground clearance : 150 mm
Wheelbase : 2.870 mm

Harga : Rp 645.000.000 (on the road Jakarta, 16/4/2025)

TERKAIT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -

Terpopuler