Jakarta, Kemudi.id – Perhelatan MotoGP di sirkuit Mandalika, Lombok, NTB masih menjadi magnet untuk wilayah tersebut dan juga Indonesia.
Meski menjadi magnet yang cukup ampuh, namun MotoGP Indonesia selalu ‘bertemu’ dengan masalah yang itu-itu saja. Seakan tidak ada jalan keluarnya atau menemui titik buntu.
Yup, apalagi kalau bukan masalah harga tiket pesawat dan juga penginapan yang melambung terlalu tinggi dibanding kunjungan biasanya. Seakan pihak maskapai dan penginapan memanfaatkan ‘aji mumpung’ ketika perhelatan akbar tersebut.
Meski demikian, pihak Mandalika Grand Prix Association (MGPA) sebagai pengelola sirkuit enggak berhenti berupaya untuk membuat MotoGP 2025 lebih ramai.
“Setelah pelantikan, kita akan menemui gubernur terpilih. Kita mau audiensi dengan beliau mengenai penyelenggaraan MotoGP Indonesia 2025,”
“Mungkin dari pihak pemerintah provinsi bisa kontribusi di sektor mana. Atau bisa kontribusi mengenai harga tiket pesawat atau mengontrol harga penginapan,”
“Kita semua paham kalau saat MotoGP memang menjadi moment meraih keuntungan, tapi jangan terlalu tinggi juga. Tapi itu semua kita akan bahas dengan gubernur terpilih,” jelas Samsul Purba, Direktur Teknik dan Operasi MGPA saat Media Gathering MGPA (27/12/2024).
BACA : Sirkuit Mandalika Siap Raih Homologasi Grade 3 FIA, Balap Ini Akan Mampir
Memang agak sulit untuk mengontrol kenaikan harga tiket pesawat dan juga penginapan. Sebab harus bersama pihak ketiga tersebut untuk menjaganya. Yang pasti mereka juga punya aturan dan ketentuan tersendiri, salah satu yang jelas adalah batas bawah dan batas atas yang ditawarkan.
Selain mengadakan dialog dengan pihak pemerintah daerah, pihak MGPA juga berupaya lewat harga tiket yang ditawarkan.
Menurut Samsul, untuk tahun ini rencananya akan ada perubahan skema harga tiket. Sehingga bisa lebih banyak menjangkau konsumen yang memang ingin menyaksikan perhelatan MotoGP Indonesia 2025.
Pada gelaran MotoGP sebelumnya ada tiket hospitality yang VIP. Harganya memang sangat fantastis, mencapai lebih dari Rp 20 juta. Namun, semua memang sudah disediakan dan penonton dijamin nyaman.
“Tahun ini kita lihat ada peluang di middle hospitality. Harganya jelas akan jauh berbeda dari yang VIP. Untuk layanannya, juga akan diturunkan sedikit tapi tidak mengurangi unsur kenyamanan menonton,”
“Contohnya, mungkin makanan tidak freeflow. Hanya minuman dan beberapa cemilan yang freeflow saja. Tapi itu semua masih dalam rencana dan dalam kajian,” tambah pria yang asli Mandalika, NTB tersebut.
Selain itu, tiket-tiket yang di grandstand juga akan disesuaikan lagi harganya untuk bisa menjangkau masyarakat. Demikian juga dengan yang di tribun.
Wah, semoga harga semakin kompetitif nih daripada penonton kabur ke negara tetangga.